Senin, 23 Maret 2020

Di vaksin atau terinveksi?

Masih tentang korona, aku ingin menuliskan apa yg mengganjal di kepala ku, 

Kapan Covid-19 akan selesai?
Bagaimana Covid-19 selesai?
Dan apa posisi ku saat ini?

Ini hanya buah pikir ku, bukan bermaksud mempengaruhi seseorang, siapa tau ada yg berpikir sama,

Menurut ku, dilihat dari berbagai perkembangan yg di publikasikan di berbagai macam media diseluruh negara, Covid-19 belum mencapai titik dingin dan lepas dari kekhawatiran. 

Menghantui semuanya, membuat panik, takut, bahkan mengganggu psikologis beberapa orang. 

Ya.. kita tau betapa parahnya, tapi sampai kapan?, oke.... sampai vaksin yang benar2 bisa digunakan itu ada, dan vaksin itu berhasil di suntikan ke seluruh penderita maupun yg tidak. Maka khasus korona selesai. Singkatnya seperti itu.

Titik terang saat ini adalah banyak pasien yg sembuh. Sehingga, berdasarkan data yg ada, jika penderita yg terinveksi tidak terjadi penumpukan disuatu waktu, maka tenaga medis bisa berupaya menanggulangi dengan semaksimal mungkin. Sehingga kurva peningkatan yg tinggi di harap menjadi landai. 

Yang artinya, diharapkan yg terinveksi memiliki selang waktu yg lebih panjang, sehingga upaya tenaga medis bisa diterima secara maksimal di setiap pasien.

Strategi2 itu tidak memenyelesaikan masalah Covid-19 dengan segera, yg sebenarnya hanya di gunakan mengulur waktu. Covid-19 selamanya masih akan menjadi ancaman jika vaksin dari virus tersebut belum di temukan.

Ada kemungkinan terburuk Jika vakain tidak di temukan,, Bisa saja dengan strategi mengulur waktu tersebut Covid-19 selesai apa bila kita anggap seluruh umat manusia seluruhnya terinveksi dan berhasil sembuh sehingga memiliki anti bodi. Ketika masa itu tercapi maka Covid-19 bukan lagi sebuah ancaman.

Atau paling sederhana Covid-19 ditemukan vaksin nya dan vaksin tersebut menjadi salah satu cara menyelesaikan masalah ini dengan cepat.

Itu konsep yg saya pikirkan

Jadi untuk saya saat ini sebagai orang yg belum terinveksi ada dua yg saya pikirkan untuk melawan virus tersebut , terinveksi virus tersebut atau mendapat vaksinnya.

Oh iya, tapi saya gak berfikir harus terinvekai saat ini atau sesegera mungkin, saya akan mengulur waktu hingga waktunya tepat untuk terinveksi, dengan melakukan anjuran yg sudah di berikan.

Karena menurut saya, 

Saya harus punya anti bodi untuk melawan virus ini, entah dari saya terinveksi dan saya baerhasil melawannya atau dengan di vaksin.

Coba kita beralih ke "flu" / " influenza" 

Flu di sebabkan oleh virus influenza tipe A, yg dibiarkan 2-4 hari sembuh, namun apakah kita sadar flu itu di sebabkan virus, dan apakah ketika berobat ke dokter kita di beri vaksin untuk flu? Tidak seperti nya.

Dokter menyarankan kita beristirahat dan banyak minum air putih dan memberikan obat peradangan ataupun turun panas.

Kita bisa melawan virus flu dengan anti bodi, dan saat ini banyak bukti bahwa telah banyak pasien yg sembuh dari Covid-19. Tapi kenapa kita sering terkena flu? Karena virua flu itu tidak kemana2 hanya berterbangan di sekitar kita ( di buat simpelnya gitu) kita bisa tertular oleh orang yg sedang flu, kita bisa sembuh lebih cepat atau pun lebih lambat dari biasanya, tergantung siatem imun kita.

Begitulah Covid-19 di kemudian hari, ia sudah tersebar di seluruh penjuru negara, dan akan menjadi virus seperti flu.

Vaksin tetap harus ada, vaksin tetap harus di berikan ke penderita untuk membatu menaikan sistem imun, tapi aku harus siap mencegah Covid-19 dan harus siap terinveksi Covid-19, besok, lusa, atau di kemudian hari. Karena kalau sudah memiliki anti bodi dari Covid-19 terkena yg kedua kalinya akan lebih mudah untuk di tangani.

Berpikir sederhana, untuk lebih berani melihat langkah terburuk apa yg akan kita ambil ketika kita sudah terdesak.

Post a Comment: